PALU, Jaripedenews.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Tengah bersama KPU kabupaten kota menggelar rapat kerja di salah satu hotel di Kota Palu, 26-28 September 2022. Salah satu yang dibahas dalam pertemuan penting itu adalah strategi dan pendekatan yang dilakukan untuk tingkatkan partisipasi masyarakat pada Pemilu 2024. (28/9)
Anggota KPU Sulteng, Sahran Raden memaparkan, target sosialisasi pendidikan pemilih dan partisipasi masyarakat adalah kehadiran pemilih di atas 78 persen. Dia optimistis target tersebut dapat tercapai jika melihat investasi partisipasi electoral pada pemilu sebelumnya.
“Pada Pemilu 2019, partisipasi pemilih mencapai 83,90 persen,” kata Sahran Raden.
Peningkatan partisipasi pemilih bukan hanya pada saat hari pemungutan suara, tapi semua tahapan Pemilu 2024 . “Dengan begitu, maka diharapkan terjadi peningkatan voluntarisme atau kesukarewanan warga negara,” tambahnya
Menurutnya, sosialisasi secara masif akan berdampak pada kematangan berdemokrasi dan berkembangnya komunitas peduli pemilihan dan demokrasi di Sulawesi Tengah.
“Targetnya adalah adanya pengetahuan pemilih dalam memberikan suara di TPS sehingga suara tidak sah pemilih rendah. Selain itu, targetnya melahirkan pemilih berintegritas serta mengurangi pragmatisme pemilih,” jelas Sahran Raden yang doktor Ilmu Hukum.
Kepada anggota KPU kabupaten kota se Sulteng, Sahran Raden menekankan dua pendekatan yang bisa dilakukan dalam sosialisasi, pendidikan pemilih dan partisipasi masyarakat.
Pertama, kata dia pendekatan civic education berupa pendidikan pemilih, pemberdayaan, kesadaran berdemokrasi dan berpemilu, kesadaran memilih. Sasarannya adalah komunitas difabel, segmen perempuan, pemilih muda, masyarakat rentan seperti petani, nelayan, dan pedagang.
Kedua, election information. Jika civic education sasarannya untuk proses waktu panjang, maka pada election information untuk proses waktu temporer dan jangka pendek.
“Election information berupa diseminasi peraturan perundang-undangan, sosialisasi tahapan pemilu, pengembangan kehumasan, rumah pintar pemilu dan media center. Sasaran election information yaitu partai politik dan kandidat, perguruan tinggi, instansi pemerintah, organisasi kemasyarakatan dan pemuda,” paparnya.
Sahran Raden kemudian menjelaskan lebih teknis lagi kepada komisioner KPU kabupaten kota. Setidaknya 15 poin program kerja yang bisa dilaksanakan di antaranya kegiatan sosialisasi melalui media sosial, goes to campus dan kelas pemilu di perguruan tinggi. Selain itu, program bisa juga berupa belajar pemilu di sekolah dan pesantren.
Program lainnya yang diharapkan meningkatkan partisipasi pemilih adalah menggelar aktivitas masal berupa konser musik, lomba seni dan olahraga, lomba konten kreator di medsos, festival budaya dan keagamaan, pameran pemilu, jalan santai dan sepeda santai. “Pembentukan relawan demokrasi dan pembentukan desa peduli pemilu,” Tutupnya