Jaripede Sulteng Sukses Gelar Dialog Publik Politik dalam Kehidupan Beragama

Palu, Jaripedenews- Jaringan Pemilu dan Demokrasi Sulawesi Tengah (Jaripede) Sulteng sukses menggelar dialog publik bertemakan Politik dalam Kehidupan Masyarakat yang Beragama, bertempat di Paramasu Hotel, jalan Domba, Talise, Palu, Sabtu, (27/5).

Dalam sambutannya, Direktur Jaripede, Syafiyamilza berharap ada empat poin penting yang dihasilkan dari diskusi ini. Yakni, terwujudnya politik yang bermoral dan berkeadaban, warga negara atau masyarakat berpartisipasi dalam memberikan hak politiknya harus bertanggung jawab atas pilihan politiknya,
menyatukan pemahaman bersama bahwa politik dalam kehidupan masyarakat yang beragama dapat mewujudkan politik kebangsaan bukan politik identitas atas nama agama dan saling menghormati perbedaan pilihan politik dalam masyarakat, dan mengedepankan kepentingan bangsa dan Negara.

Bacaan Lainnya

“harapan kami, dari dialog ini dapat melahirkan ide pemikiran yang brilian dari empat narasumber dari berbagai latar belakang yang berbeda seperti bapak Dr. Sahran Raden selaku akademisi UIN Datokarama Palu, Pendeta Dr. Jefit Sumampouw Tokoh Agama Kristen, Dr. Sagir M. Amin Selaku Tokoh Agama dari MUI Kota Palu serta bapak Nasrun sebagai penyelenggara pemilu (Bawaslu),”harapnya.

 

Dia juga berharap, peserta dari berbagai organisasi kemahasiswaan, BEM serta organidasi kepemudaan dapat memberikan kontribusi pemikiran pada diskusi publik yang dilaksanakan Jaripede Sulawesi Tengah dalam upaya mewujudkan politik yang bermoral dalam pesta pemilu di tahun 2024 yang lebih baik, bermoral, dan beradab.

Dia mengatakan, dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara politik tidak dapat dipisahkan dengan ilmu dan konsep agama yang telah ada.
politik, kata Icha sapaan akrabnya, buah dari hasil pemikiran agama, agar tercipta kehidupan yang harmonis dan tentram dalam masyarakat.

Hal itu disebabkan oleh sikap dan keyakinan bahwa seluruh aktivitas manusia tidak terkecuali politik harus dijiwai oleh ajaran-ajaran agama.

Selain itu, disebabkan oleh fakta bahwa kegiatan manusia paling banyak membutuhkan legitimasi. Khususnya dalam bidang politik. Hanya ajaran agama (konsep kebaikan, kebenaran, kedamaian) yang dipercayai mampu memberikan legitimasi yang paling meyakinkan karena sifat dan sumbernya yang transcendent.

Menurutnya, agama sangat erat kaitannya dengan seruan, ajaran tentang konsep kebaikan, kebenaran, amanah, kedamaian, kebahagiaan,kejujuran, kepedulian dan keharmonisan.

jika semua konsep ini dapat dijalankan bersama, baik sebagai peserta pemilu atau partai politik, penyelenggara pemilu,dan semua elemen masyarakat memiliki hak electoral dalam menuju tahun politik 2024.

Pos terkait