Palu, JaripedeNews.com – Kepergian Sahabat Syukur Sabang menghadap sang Khalik juga mengejutkan sahabatnya di Sulawesi Tengah.
Adalah Dr.H.Lukman S. Thahir, sahabat sejatinya, mengaku terkejut mendengar kabar wafatnya sang sahabat dari sahabat Muhtadin, lebih terkejut lagi saat dua nomor telepon pribadi almarhum menjelang tengah malam menghubunginya. Ia sempat gugup, bagaimana mungkin orang sudah meninggal bisa bicara.
Seketika ia menghela napas, sekedar mengusir rasa takutnya, ia mengangkat telepon, dari seberang telepon terdengar suara anak almarhum mengabarkan bahwa ayahnya sudah meninggal dunia. Menurut anaknya, jika ayah wafat jangan lupa kabari sahabat ayah di Sulawesi Tengah, Dr.H.Lukman S. Thahir dan sahabat-sahabat PMII disana.
Nah, siapakah almarhum Syukur Sabang? berikut secara singkat sosok almarhum seperti dituturkan oleh sahabat senior Dr.Lukman S. Thahir, Dr. Hilal Malarangan, Dr. Abd. Gani Jumat dan para sahabat senior lainnya dalam akun grup WhatsApp IKA PMII Sulteng, Jumat malam, (22/5).
Seperti dituturkan oleh Dr. Hilal Malarangan, Almarhum Syukur Sabang adalah putera Sulawesi Selatan kelahiran Kabupaten Pinrang, Januari, 1961. Ia menempuh pendidikan di Darul Dakwah wal Irsyad (DDI), melanjutkan Pendidikan Guru Agama (PGA), kemudian Fakultas Adab Jurusan Sastra. Almarhum juga pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Ia aktif di PMII dan Anshor terakhir di ISNU.
Sahabat Syukur Sabang muda memutuskan merantau ke tanah Jawa bermodalkan otak, otot dan nekad.
Ia kemudian bertemu dan berteman akrab dengan aktivis cerdas asal Sulawesi Tengah, Dr. H. Lukman S. Thahir.
” Ia benar, saya tiga tahun satu indokost dengan almahum, banyak suka dukanya. jadi saya kenal betul almarhum luar dalam,” ujar Dr.Lukman mengawali penuturannya.
Pernah suatu ketika mereka berdua diusir ibu kostnya karena terlambat bayar uang kost, padahal keterlambatan baru sehari, mirisnya, semua barang-barang milik mereka berdua dikeluarkan dari kamar.
” Almarhum bilang ke saya, tidak bisa hidup dengan model seperti ini terus, gunakan kitorang pe ilmu Lukman,” kata Dr. Lukman menirukan ucapan almarhum saat itu.
Sejak saat itu, dua putera Sulawesi yang bertekad menggoncang tanah Jawa itu mendatangi satu masjid ke masjid lain sekedar menyambung hidup minta dijadwalkan menjadi khatib Jumat.
Tekad menggoncang tanah Jawa ternyata bukan hanya slogan, keduanya berhasil menjadi pengurus harian PB PMII, suatu pencapaian yang sangat luar biasa saat itu ditengah dominasi pulau Jawa.
Saat duduk dalam kepengurusan PB PMII, mereka berdua masih mendapatkan perlakuan rasis, yang mengatakan orang Sulawesi terbelakang.
” Orang-orang disana ketika itu pandang enteng orang Sulawesi, katanya ketinggalan zaman. Syukur bilang ke saya, Man, dorang belum tau kitorang punya kehebatan,” tutur Lukman kembali menirukan gaya bahasa sahabatnya itu.
Sejak saat itu, mereka berdua berhasil menggoncang Jawa, bahkan peranan Syukur luar biasa, ia mencarikan gelanggang untuknya tampil berkiprah di Jakarta.
Menurut Dr. Lukman, sahabatnya itu tipe manusia langka karena memiliki banyak kehebatan, salah satunya, yang tidak dimiliki sahabat yang lain ketika itu, yakni kemampuan menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris dengan baik. Itu yang membedakan ia dengan sahabat PB PMII yang lain. Sahabat Ali Masykur tahu persis itu
Selain itu, Nasehat-nasehatnya juga penuh makna dan biasanya ditutup dengan anekdot.
“Pernah suatu ketika, ia ribut dengan cak Ali. Saya yang bekerja keras untuk mendamaikan mereka berdua. Cak Ali tau persis itu. Dan luar biasanya, persahabatan semakin kuat dan solid,” puji Lukman.
Dr. Lukman melanjutkan, sosok almarhum juga dikenal sebagai seorang
konseptor. Baik sebagai Sekjen 1991-1994 maupun sebagai pengurus, kalau terjadi perbedaan pendapat diantara pengurus PB PMII, ia mampu merumuskan dengan bijak solusi yang bisa diterima oleh semua pihak.
Terkait dengan perubahan yang terjadi pada diri almarhum yang berhubungan dengan spiritual, supranatural sesungguhnya hal itu sudah tergambar sejak dulu, yang terlihat dari kesukaannya pada lagu-lagu milik Ebiet G. Ade. Semua masalah yang menderanya akan hilang seketika saat ia menyanyikan lagu Ebiet G. Ade.
Almarhum juga memiliki empati yang sangat tinggi terhadap sahabat-sahabatnya yang kesusahan. Pernah suatu hari dirinya bersama almarhum rela mendorong mobilnya bang Iqbal, agar bisa pergi cari nasi bungkus untuk sahabat-sahabat yang belum makan di PB. PMII.
Almarhum juga dikenal sangat mengagumi sosok almarhum Iqbal, dari sana dia banyak belajar soal penampilan dan gaya berpakaian sehingga terlihat lebih keren dan berwibawa.
Dr. Abd. Gani Jumat juga memiliki kenangan bersama almarhum saat dikader langsung Sahabat Syukur Sabang pada LKM , pada tanggal 10 maret tahun 1991.
” Saya bersaksi, bang Syukur Sabang adalah seorang yang tawadhu, sangat santun dan kritis terhadap kehidupan sosial. Ketiga kekuatan tersebut sangat diperlukan oleh para kader PMII era milenial saat ini,” pungkasnya. (RL)