Palu, JaripedeNews.com – Innalillaahi wainna ilaihi raaji’un. Sahabat Senior Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Syukur Sabang berpulang ke Rahmatullah. Mantan Sekjen PB PMII era Ali Masykur Musa itu menghembuskan napas terakhir di kampung halamannya
di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Senin, (18/5). Dimakamkan pada Selasa (19/5).
Kabar duka itu mengagetkan sahabat-sahabatnya di seluruh Indonesia termasuk para sahabatnya di Palu, wablikhusus sahabat seperjuangan almarhum selama di Jakarta saat menjadi Pengurus Besar (PB) PMII asal Sulawesi Tengah, Dr. H. Lukman S. Thahir, M.A.
Jumat malam, (22/5), dimotori Ketua Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sulawesi Tengah (IKA PMII), Dr. Abd. Gani Jumat menggelar tahlil dan doa serta tausyiah untuk almarhum yang digelar secara daring diikuti oleh seluruh kader PMII di Sulawesi Tengah, menghadirkan Cak Ali Masykur Musa yang membawakan tausyiah dan kenangan bersama almarhum.
Jalannya pembacaan doa tahlil secara daring yang dipandu komisioner KPU Sulteng, Sahran Raden berjalan lancar, walau beberapa sahabat almarhum seperti Dr. H. Lukman S. Thahir, Dr. Abd. Gani Jumat dan beberapa sahabat lainnya urung hadir karena terkendala teknis jaringan internet.
Dosen IAIN Palu, Sahabat Dr. Muhtadin Dg. Mustafa diserahi amanah memimpin tahlil untuk almarhum Sahabat Syukur Sabang. Sementara Wakil Bupati Morowali, Sahabat Dr. Najamudin Idris didaulat dimembacakan doa. Sebelumnya, Sahabat Faisal Attamimi kebagian tugas membacakan doa khatmil Qur’an menandai selesainya tadarus Alqur’an oleh pengurus IKA PMII Sulteng selama bulan suci Ramadhan.
Beberapa sahabat senior diberikan kesempatan untuk memberikan kesaksian pada sosok almarhum sahabat Syukur Sabang. Kesempatan pertama diberikan kepada sahabat Muhtadin Dg Mustafa. Dimata Sekretaris FKUB Sulteng itu, sosok almarhum sangat inspiratif dan sederhana.
“Almarhum yang saya kenal sosok yang bersahaja, saat saya hubungi untuk sebuah kegiatan pengkaderan di Palu, beliau menyetujui tinggal di kost saya selama beberapa hari, ini luar biasa, cerdas, inspiratif, sederhana, pokoknya komplit,” kata Muhtadin.
Hal senada juga diungkapkan sahabat senior Amin Thahir yang mengaku mengenal dengan baik sosok almarhum.
“Saya pernah tinggal 25 hari dilantai dua kantor PBNU waktu itu, yang saya tidak pernah lupa saya bersama almarhum menjadi urusan PB PMII untuk mengikuti Penataran P4 pola 140 jam ketika itu, dan surat mandat kami ditanda tangani oleh Cak Ali selaku Ketua PB PMII dengan nomor surat 001,” kenang Amin Thahir.
Sementara itu, Cak Ali sebelum menyampaikan tausyiah juga menceritakan sosok sahabatnya itu, almarhum Syukur Sabang adalah sosok yang Ikhlas dalam bersahabat, juga sangat senang membantu sahabatnya, walaupun ia sendiri hidupnya terbatas.
“Saya sangat sedih atas meninggalnya almarhum sahabat saya ini, banyak kenangan bersama almarhum, banyak kepribadian yang bisa kita teladani, bersahabat dengan ikhlas suka maupun duka, suka membantu teman, dan yang paling berkesan bagi saya itu almarhum ini tipe sahabat yang inspiring man, sangat inspiratif, banyak gagasannya saya gunakan baik dalam organisasi PMII, ISNU maupun hal lain termasuk saya ikut dalam bursa konvensi calon presiden beberapa waktu lalu, almarhum banyak memberikan dukungan dan kontribusi,” ungkap Cak Ali.
Selain itu, kata Cak Ali, almarhum Sahabat Syukur Sabang juga dikenal loyal dan militan serta ikhlas dalam berorganisasi, bahkan sampai-sampai ia tidak lagi memikirkan dirinya sendiri.
Yang kelima, kata Cak Ali Masykur Musa, almarhum dalam beberapa tahun terakhir memang memperlihatkan sesuatu yang berbeda dalam hidupnya, pengamalan spiritualitasnya sangat luar biasa pada sang pencipta.
Diakhir tausyiahnya, Cak Ali secara khusus mengirimkan doa kepada sahabatnya itu.
Dari balik layar monitor terekam dengan jelas Ketua umum ISNU pusat itu terlihat khusyu, matanya berkaca-kaca, ia larut dalam untaian doa terbaiknya untuk sang Sekjen, sahabat tercinta, Syukur Sabang. Selamat jalan sahabat. Alfatihah. (RL)