Fery Cokroaminoto Dewantoro
Koordinator Tenaga Ahli Pemasaran Pariwisata Internasional, Wonderful Indonesia, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, 2017
Revitalisasi kepariwisataan (bukan hanya pariwisata) di Sulawesi Tengah dapat dilihat dari 3 + 1 aspek, anda dapat membacanya “Tiga Plus Satu” yakni Amenitas, Aksesibilitas, Atraksi & Digitalisasi (Internet of Things dan Big Data). Big Data sebagai bagian dari digitalisasi menjadi sangat penting, zaman ini tidak ada akselerasi yang tidak didasarkan oleh data yang valid dan terukur. Strategi yang dilakukan oleh kompetitor seperti misalnya Singapore Toursim Board (STB), Tourism Malaysia dan Tourism Authorithy of Thailand, tidak henti-hentinya berkutat juga dengan data. Ketiga pesaing ini, adalah yang perlu diwaspadai di kawasan ASEAN. Di luar ASEAN, ada Jepang yang semakin gencar dengan promosi pariwisata halalnya, padahal kita tahu Jepang bukanlah negara berpenduduk mayoritas muslim.
1. AMENITAS
Desa wisata menjadi jawaban terhadap kurangnya amenitas di setiap daerah. Membangun hotel memerlukan proses dan investasi yang cukup lumayan. Solusinya, kita bisa belajar dari apa yang dilakukan oleh Kabupaten Banyuwangi di Jawa Timur dalam merevitalisasi amenitas melalui revitalisasi Desa Wisata, bisa dikatakan sangatlah berhasil. Meningkatnya angka kunjungan wisatawan di Kabupaten Banyuwangi, juga didorong oleh revitalisasi digital yakni Internet masuk RT, bukan hanya sampai di desa saja. Ini poin penting.
2. AKSESIBILITAS
Bandar Udara Mutiara Sayid Idrus bin Salim Aljufrie perlu didorong agar naik status menjadi bandara internasional. Kenapa? agar penerbangan dari luar negeri bisa langsung mendarat di Palu dan tidak perlu transit di Hub sekitar. Saat ini Hub Internasional yang ada di sekitar Sulawesi Tengah, adalah Bandara Udara Internasional Sepinggan di Balikpapan, Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi Manado dan Bandar Udara Internasional Hasanuddin di Makassar. Jika belum bisa menaikan status Bandara Udara Mutiara SIS Aljufrie menjadi bandara internasional, maka strategi “memancing” di sekitar hub perlu dilakukan. Strategi ini yang dilakukan Singapura terhadap Indonesia.
3. ATRAKSI
Untuk destinasi dan atraksi di Sulawesi Tengah tidaklah kekurangan. Wisata Bahari jangan ditanya, ini andalan kita. Ada Pulau Sombori di Kabupaten Morowali, Pulo 2 di Balantak Kabupaten Banggai, Pasir Putih Tanjung Karang di Donggala, di Buol ada Puncak Pulau Panjang yang cantik hijau, ada Pantai Pulau Busak juga di Buol, ada Danau Lindu di Kabupaten Sigi, ada Danau Poso yang indah, di Tojo Una Una kita punya Kepulauan Togean yang terkenal keindahan atas dan bawah airnya. Ada spot pancing di Pagimana, Toli Toli dan Ampana. Beberapa kawan dari Jakarta berakhir pekan di beberapa kawasan ini untuk memancing. Fishing Tourism di Sulawesi Tengah itu luar biasa.
Indahnya alam Banggai Kepulauan dan Banggai Laut, wisata bahari yang alami dan airnya yang hijau. Bagaimana kita tidak jatuh cinta pada jernih dan cantiknya Danau Paisupok (Danau ini airnya sangat jernih) dan Danau Tendetung di Banggai Kepulauan, yang kalau musim hujan airnya surut dan musim kering airnya naik? itu sangat keren bro
Pada aspek Sport Tourism khususnya Paralayang, kita punya Matantimali di Sigi dan Bukit Penasaran di Tinombo, Parigi Moutong sebagai titik take off. Jalur Mountain Bike dan trail di sekitar Gunung Gawalise dan Jelajah Gunung Hutan di Gunung Nokilalaki juga tidak kalah serunya. Bagaimana indahnya Patung Megalitik di Lembah Bada, semakin menambah keindahan khazanah pariwisata Sulawesi Tengah
Asas Cabotage yang diberlakukan dalam pelayaran Indonesia, mendukung lintasan Kapal Pesiar dari Singapura, Malaysia, Thailand yang berlayar menuju Australia melewati Makassar dan Bali tentu bisa dimanfaatkan. Bayangkan, sebuah pesawat Boeing 737-900 atau Airbus A320 misalnya hanya bisa membawa sekitar 135 penumpang saja dalam satu kali penerbangan, tapi bayangkan jika sebuah Kapal Pesiar berpenumpang 5 ribu orang dengan Anak Buah Kapal sekitar seribu orang berlabuh di Pelabuhan Pantoloan, di Pelabuhan Luwuk, Pelabuhan Donggala, dll. 6 ribu orang itu akan membeli makanan, minuman, transportasi, dll. Bukan angka yang sedikit dan berapa pemasukan daerah dan pendapatan masyarakat yang bisa didapatkan? Ini bukan hal yang mustahil untuk dicapai dan kita harus bersiap
Hal yang juga tidak kalah penting adalah Sulawesi Tengah berhadapan langsung dengan Ibukota Negara yang Baru Nusantara di Kalimantan Timur. Sulawesi Tengah sebagai Daerah Penyangga Ibukota Nusantara memiliki peluang yang sangat besar, bukan hanya dalam hal pariwisata tapi food supply dan aspek lainnnya bisa disiapkan di dan dari Sulawesi Tengah. Gubernur Sulawesi Tengah, Bapak Rusdi Mastura sudah melakukan terobosan itu minggu lalu dan menjadikan Sulawesi Tengah sebagai Daerah Penyangga Ibukota Nusantara. Ini suatu anugerah dan harus dimanfaatkan oleh rakyat Sulawesi Tengah
Masih banyak aspek pariwisata yang bisa direvitalisasi di Sulawesi Tengah, ada Wisata Religi, Wisata Sejarah yang perlu dibranding dengan dukungan Social Media dan Digital Marketing ditambahkan dengan kekuatan Big Data yang mumpuni, dalam kemasan yang dapat dipasarkan dalam pariwisata dunia. Aspek 3 + 1 menjadi “pekerjaan rumah” yang sangat penting. Ayo Sulawesi Tengah bisa, Sulawesi Tengah Hebat
WONDERFUL CENTRAL SULAWESI